18 March 2009

bongkah-bongkah es di kutub terus pecah dan mencair

Bongkah es sebesar kota.

Hamper setiap tahun, retakan bongkahan es di kutub utaraterus memanjang. Retakan tersebut kemudian pecah. Terakhir bulan Oktober 2008, bongkahan es yang pecah diperkirakan sebesar kota Jakarta! Di bulan yang sama, bongkahan seluas 4 km2 lepas. Ini terjadi di Ward Hunt Island, lepas pantai utara Ellesmere, Canada. Menurut ilmuwan kutub dari Trent University, Derek Mueller, pecahan bongkah es sudah berlangung selama bertahun-tahun.

Ellesmere Island



Tahun 1906 Robert Piery telah melakukan perjalanan ke kutub utara. Ia melakukan ekspedisa untuk kenkorfimasikan bahwa Ellesmere Island Ice Shelf sudah kurang dari 9000 km2. Pulau itu kemudian pecah menjadi beberapa bongkahan. Bongkahan yang terbesar adalah Ward Hunt Island Shelf. Volume bongkahan itu mencapai 900 km3.

Akibat Pemanasan Global

Menurut Derek Mueller, jika pemanasan global tidak bisa di tahan, maka dari tahun ke tahun, pecahan bongkahan es di kutub utara akan terus terjadi. Akibatnya, lama kelamaan kutub akan menjadi sedikit. Tahun 2002 adalah tahun pertam penelitian tentang batang es. Derek Mueller adalah salah satu peneliti yang mengamati retakan-retakan batang es di kutub. April 2008 silam, satu ekspedisi di terjunkan kembali. Para peneliti mendapat retakan sepanjnag 19 km di sepanjnag batang Ellesmere Island Ice Shelf.

Juga di Kutub Selatan.

Kondisi yang mengkhawatirkan bukan saja di kutub utara, tetai juga terjadi di kutub selatan. Lapisan es antartika di kutub selatan juga berkurang. Di bulan Maret 2008, bongkahan es pecah seluas 414 km2 itu di karenakan efek pemanasan global. Ukuran tersebut sama dengan besarnya kota Palembang di Sumatra Selatan. Menurut pemantauan satelit, bongkaan es tersebut mulai retak dan bergrak ke lautan sejak February 2008.

Tidak bisa Membeku Lagi

Bongkahan es yang pecah akan bergerak menuju lautan yang lebih panas hingga mencapai laut, bongkah es tersebut akan mencair. Kemudian hilang sama sekali. Lenyap! Di kutub selatan, bongkahan es yang pecah dalam ukuran besar baru terjadi dua kali, yakni di tahun 1995 dan 2002. Namun karena suhu udara semakin panas, maka diperkirakan bongkahan es yang pecah akan semakin sering terjadi. Banyak ilmuwan memperkirakan, bila pemansan global tidak bisa di tanggulangi. Bongkahan es di kutub selatan akan habis dalam kurun 15 tahun mendatang. Saat ini bongkahan es yang retak dan lenyap baru seitar 4%.

Menurut Christian Haas, ilmuwan dari Alfred Wagener Institute for Polar and Marine Research di Bremerhaven, Jerman, ketebalan es selama musim panas beberapa tahun terakhir terus mengalami penurunan. Rata-rata ketebalan es di kutub utara pada akhir musim panas 2007 adalah 1.3 meter. Padahala pada 2001 tebal es masih 2.3 meter, pada tahun 2004 tebalanya 2.6 meter. Jika tren penipisan es di kutub utara terus terjadi, tidak mustahil ramalan peneliti bahwa suatu saat kutub utara tidak akan ada lagi bongkahan es. Apalagi proses mencairnya es adalah proses satu arah. Artinya, es yang telah mencair tidak bisa membeku kembali.

Negara G-8 Penghasil Emisi CO2 Terbesar.

Beberapa aktivitas pencinta lingkungan menuding bahwa Negara yang tergabung dalam G-8 memberi andil besar terhadapa pemanasan global. Maklum saja Negara-negara tersebut menjadi penyumbang emisa gas CO2 darena menggunakan bahan bakar bersumber dari fosil. Amerika Serikat berada di posisi teratas dengan emisi gas CO2 sebanyak 6 miliar ton metric pada tahun 2004. Di ikuti dengan Rusia, Jepang, Jerman, Kanada, Inggris, dan Italia. Sementara penyumbang paling sedikit adalah Perancis dengan emisi sebesar 373 juta ton metric. Ad juga sih Negara di luar Negara G-8 yang juga menyumbang emisi gas CO2 yaitu Cina, India, Meksiko, Brazil, dan Afrika Selatan. Selain itu, dari ertemuan KTT G8 ke 36 yang berlangsung di Osaka Jepang, para pemimpin Negara G8 sepakat untuk menurangi emisi gas CO2 di tahun 2050. Kesepakatan tersebut di anggap tidak jelas dan main-main. Padahal pemanasan global terus berlangsung. Karena kesepakatan tersebut, Negara-negara G8 di anggap tidak ambil peduli dengan kehancuran lingkungan hidup.

Beruang Kutub dan Penguin Terancam



Tentu saja lapisan es di kutub yang terus berkurang dan pecah menjadi beberapa bagian kemudian mencair akan menggangu keseimbangan lingkuangan. Dampak tersebut akan di rasakan langsung oleh heawn-hewan kutub yang terbiasa hidup di alam yang sangat dingin. Seperti beruang kutub dan penguin. Terbayang jika es dan kutub terus pecah dan mencair, kehidupan merekapun akan punah. Dampak yang lebih luas adalah naiknya permukaan air laut. Pulau-pulau kecil akan tenggelam. Ups! Menyedihkan. Semoga saja, hal itu tidak terjadi.


2 comments: